Sabtu, 01 November 2008

Pemuliaan Tanaman


2. TUGAS 1

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

a. 1. Carilah informasi dari internet, pakar, textbook, atau industry di lingkungan Anda tentang jenis-jenis tanaman (minimal 3 jenis tanaman) yang sering dikembangbiakan melalui teknik kultur jaringan! Jelaskan alasannya mengapa jenis-jenis tanaman tersebut dikembangbiakkan melalui kultur jaringan!

Jawab:

1. Tanaman anggrek\

Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut :


1. Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.

·2. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut.

Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien. Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada tahun 1830.

2. Tanaman jati (berkayu)

Karena sekarang ini persediaan jati mulai menurun dikarenakan penebangan liar/ penjarahan. Akibat dari penjarahan ini, memang bukan hanya berdampak dalam masalah laba usaha yang menurun, tapi dari segi ekologis telah menyebabkan kerusakan hutan yang luas biasa sehingga dalam beberapa tahun terakhir, daerah Pulau Jawa memang di hadapkan pada bencana longsor dan banjir. Sedikit atau banyak, semua itu karena hutan di Jawa yang di dalamnya hutan jati rusak berat. Untuk merehabilitasi hutan, maka diperlukan bibit jati dalam jumlah besar dan cepat tumbuh. Oleh karena itu jati dikembangbiakkan secara kultur jaringan tanaman agar bila ditebang tidak harus menunggu hingga 40 tahun atau 60 tahun, tapi cukup sampai usia 20 tahun dengan bentuk jati lurus yang bisa dijual dengan harga relatif tinggi.

3. Tanaman pisang

Pisang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Kendala pengadaan bibit unggul secara konvensional adalah sulit mendapatkan bibit yang berkualitas dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu bibit pisang diperbanyak secara kultur jaringan agar mendapatkan bahan tanam dalam jumlah besar dalam waktu singkat (Priyono et al., 2000).

2. TUGAS 2

a. Apakah tujuan yang ingin dicapai kultur jaringan tanaman?

Jawab: Tujuan kultur jaringan tanaman banyak sekali, diantaranya adalah untuk mendapatkan tanaman bebas virus atau penyakit, mendapatkan tanaman yang tahan terhadap stres, dapat memperbanyak tanaman tertentu yang sulit atau lambat diperbanyak secara konvensional.

b. b. Gottlieb Haberlandt merupakan orang pertama yang melakukan percobaan kultur jaringan. Apa yang dia lakukan? Bagaimana hasilnya dan jelaskan?

Jawab: Gottlieb Haberlandt, ahli botani dari Jerman dianggap sebagai pelopor dalam sejarah perkembangan kultur jaringan tanaman. Dalam publikasinya pada tahun 1902., Haberlandt mengemukakan bahwa sel tumbuhan yang diisolasi dan dikondisikan dalam lingkungan yang sesuai akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Namun, percobaan untuk membuktikan idenya itu menemui kegagalan. Hal ini diduga karena keterbatasan pengetahuan tentang hormone dan nutrisi tanaman pada waktu itu.

c. c. Jelaskan kontribusi yang diberikan oleh Gautheret, Skoog, dan Morel!

Jawab: a. Gautheret, 1934: kultur in vitro dari jaringan cambium tanaman berkayu dan perdu, tetapi gagal.

Gautheret, 1939: berhasil menumbuhkan kultur cambium tanaman wortel dan tembakau.

b. pada tahun 1951, Skoog dkk, menemukan bahwa senyawa fosfat anorganik dan senyawa organic adenine atau adenosine dapat merangsang pembentukan mata tunas. Pada tahun 1955, Carlos Miller dkk. (yang juga bekerja dengan Skoog) menemukan kinetin, suatu penemuan pertama hormone golongan sitokinin. Pada tahun 1957, Skoog dan Miller memublikasikan studi klasik tentang hubungan antara sitokinin dan auksin dalam mengontrol pembentukan akar dan tunas dalam kultur jaringan. Selanjutnya, pada tahun 1962, Toshio Murashige dan Folke Skoog memublikasikan formulasi media MS yang sampai sekarang terbukti cocok untuk kultur jaringan banyak tanaman dan banyak digunakan di laboratorium kultur jaringan di seluruh dunia.

c. Morel dan Martin, 1952: menemukan kultur meristem untuk mendapatkan tanaman Dahlia yang bebas virus. Keberhasilan pertama micro-grafting.





0 komentar:

Herna`s Blog

Herna`s Blog

me & mom

me & mom
 

:: pamungkas :: | Copyright 2009 Tüm Hakları Saklıdır | Blogger Template by GoogleBoy ve anakafa | Sponsored by Noow!